Kalidou Koulibaly Hampir Saja Gabung ke MU. Kalidou Koulibaly, bek tangguh asal Senegal yang kini jadi andalan Al Hilal di Liga Arab Saudi, baru saja ungkap cerita transfer hampir jadi yang bikin gempar penggemar Manchester United. Pada 30 Oktober 2025, dalam podcast Zack en Roue Libre, Koulibaly cerita bagaimana tawaran senilai 100 juta euro dari Setan Merah ditolak mentah-mentah oleh Napoli pada musim panas 2018. Saat itu, ia sudah siap angkat koper ke Old Trafford, tapi Carlo Ancelotti turun tangan dengan ancaman mundur sebagai pelatih. Kisah ini muncul di tengah nostalgia transfer musim panas lalu, saat United gagal rekrut bek top dan malah belanja besar untuk Harry Maguire. Koulibaly, yang akhirnya pindah ke Chelsea empat tahun kemudian, bilang momen itu ubah jalur karirnya. Bagi fans United, ini pengingat “what if”—seandainya ia gabung, pertahanan tim mungkin beda cerita. BERITA TERKINI
Tawaran Gila United yang Hampir Berhasil: Kalidou Koulibaly Hampir Saja Gabung ke MU
Semuanya bermula musim panas 2018, saat Manchester United di bawah Jose Mourinho haus akan bek sentral yang bisa jadi pemimpin. Koulibaly, yang sudah jadi bintang di Napoli sejak 2014, masuk radar utama. Klub Inggris itu lempar tawaran 100 juta euro—rekor saat itu untuk posisi bek—dan Koulibaly sendiri sudah bilang siap pergi. “Saya pikir masa saya di Napoli sudah habis. Saya sudah beri segalanya selama empat musim,” katanya di podcast itu. Ia merasa kurang dihargai oleh presiden klub, Aurelio De Laurentiis, yang bicara kasar soal negosiasi.
Tapi Napoli tolak tawaran itu tanpa ragu. Alasan utama? Loyalitas ke skuad inti di tengah ambisi scudetto pertama setelah 28 tahun. Koulibaly cerita, tawaran datang saat pramusim, dan ia sudah bayangkan main di Premier League dengan ritme cepat dan atmosfer Old Trafford. United saat itu lagi krisis pertahanan: Chris Smalling dan Phil Jones tak konsisten, sementara Eric Bailly sering cedera. Tawaran 100 juta euro itu setara 88 juta pound, lebih tinggi dari transfer Paul Pogba dua tahun sebelumnya. Tapi penolakan Napoli bikin United mundur, dan akhirnya mereka pindah ke target lain musim berikutnya.
Peran Ancelotti yang Selamatkan Napoli: Kalidou Koulibaly Hampir Saja Gabung ke MU
Carlo Ancelotti jadi pahlawan tak terduga dalam drama ini. Saat tahu tawaran United, pelatih asal Italia itu langsung panggil Koulibaly ke kamar hotel. “Malam itu, Ancelotti telepon saya: ‘Datang ke kamar saya.’ Ia buka pintu dan bilang ‘Ah, mon ami Kalidou!’ Kami berdua pakai piyama, saya kaget,” cerita Koulibaly sambil tertawa. Ancelotti, yang bicara Prancis lancar, langsung tegas: “Saya datang ke sini untuk menang scudetto. Kalau kamu pergi, saya mundur besok pagi.” Ancaman itu bukan gertak sambal—Ancelotti lihat Koulibaly sebagai pondasi pertahanan, bukan cuma pemain.
Koulibaly terkejut, tapi yakin Ancelotti serius. “Ia tahu tawaran itu, tapi bilang kalau saya pergi, ia resign,” tambahnya. Akhirnya, Koulibaly pilih bertahan, dan keputusan itu beri hasil: Napoli finis kedua Serie A 2018/2019, cuma tertinggal empat poin dari Juventus. Ancelotti puji Koulibaly sebagai “bek terbaik dunia” saat itu, dengan statistik solid: 90 persen akurasi passing, 3,5 intersep per laga, dan duet apik dengan Raul Albiol. Tanpa intervensi Ancelotti, Napoli mungkin ambruk, dan United dapatkan bek yang bisa stabilkan lini belakang mereka selama enam tahun berikutnya.
Dampak Transfer Gagal pada Karir Koulibaly dan United
Bagi Koulibaly, bertahan di Napoli beri warna baru. Ia main empat musim lagi, cetak 14 gol dari 317 laga, dan jadi kapten informal. Tapi tawaran United tetap jadi penyesalan manis: “Saya bisa punya kontrak terbaik karir saya di sana.” Akhirnya, ia pindah ke Chelsea pada 2022 seharga 38 juta pound—setengah dari tawaran United empat tahun sebelumnya. Di Stamford Bridge, awalnya solid: bantu tim juara Club World Cup 2022. Tapi adaptasi ke Premier League sulit, dan kini di Al Hilal sejak 2023, ia main 50 laga dengan 4 gol, tandem dengan Sergej Milinkovic-Savic.
Sementara United, kegagalan rekrut Koulibaly picu domino. Musim panas 2019, mereka belanja 80 juta pound untuk Harry Maguire dari Leicester—rekor bek termahal saat itu. Maguire jadi kapten, tapi performa inkonsisten: kartu merah di laga besar, cedera berulang, dan kritik tajam dari fans. “Kalidou bisa ubah segalanya,” kata analis pasca-podcast. United finis keenam 2018/2019, dan Maguire tak selamatkan musim-musim buruk di bawah Ole Gunnar Solskjaer. Kini, di era Ruben Amorim, pertahanan masih bocor—kebobolan 15 gol dari 10 laga—dan cerita Koulibaly jadi nostalgia “pilihan yang salah”.
Kesimpulan
Cerita Kalidou Koulibaly hampir gabung Manchester United jadi pengingat betapa tipisnya garis transfer di sepak bola. Tawaran 100 juta euro yang ditolak Napoli, ancaman mundur Ancelotti, dan akhirnya Maguire sebagai pengganti—semua ubah nasib tiga klub besar. Koulibaly bertahan beri Napoli stabilitas, tapi ia lewatkan mimpi Premier League lebih awal. Bagi United, ini pelajaran rekrutmen: prioritas kualitas atas harga. Di usia 34 tahun, Koulibaly masih solid di Saudi, sementara United terus cari bek idaman. Kisah ini bukan akhir, tapi “what if” yang bikin fans bertanya: seandainya Ancelotti tak campur tangan, Old Trafford mungkin punya legenda Senegal sekarang. Sepak bola penuh kejutan seperti itu—dan cerita Koulibaly tambah satu lagi.