Nico OReilly Ayam-in Mohamed Salah. Malam 10 November 2025 jadi malam magis bagi Manchester City setelah mereka hancurkan Liverpool 3-0 di Etihad Stadium, pekan ke-12 Premier League. Tapi sorotan tak cuma pada gol-gol Erling Haaland, Phil Foden, dan Jeremy Doku—melainkan pada duel sengit di sisi kanan lapangan, di mana bek muda Nico O’Reilly sukses “pocket” Mohamed Salah sepanjang 90 menit. Pemain 21 tahun asal Inggris itu, yang debut reguler musim ini, batasi Salah tanpa kontribusi signifikan: nol gol, nol assist, dan cuma dua tembakan on target dari kapten The Reds. Pep Guardiola sebut O’Reilly “senjata rahasia” yang selesaikan “mimpi buruk lawan Salah”. Di tengah rivalitas sengit kedua tim, penampilan O’Reilly bukan cuma satu laga bagus—tapi sinyal masa depan cerah City, di mana talenta akademi mulai gantikan bintang mahal. Saat Anfield meratap, Etihad bergemuruh: bek muda ini baru saja curi perhatian dunia. REVIEW FILM
Latar Belakang Duel dan Tugas Khusus O’Reilly: Nico OReilly Ayam-in Mohamed Salah
Rivalitas Man City-Liverpool selalu penuh drama, dan laga kali ini tak terkecuali—City butuh kemenangan untuk naik ke puncak klasemen sementara, sementara Liverpool datang dengan rekor tak terkalahkan enam laga. Salah, 33 tahun, jadi ancaman utama: ia sudah cetak 10 gol musim ini, termasuk hat-trick lawan West Ham bulan lalu. Guardiola, yang hafal gaya Salah sejak era Klopp, beri tugas spesial ke O’Reilly: “Jaga ia seperti bayi—agresif tapi pintar.” O’Reilly, produk akademi City sejak usia 8 tahun, debut senior musim lalu tapi musim ini baru dapat menit reguler setelah cedera Kyle Walker.
Sebelum laga, O’Reilly sudah studi video: “Saya tahu betul gerakan Salah—ia suka potong ke dalam dari sayap kanan,” katanya pasca-pertandingan. Taktik Pep sederhana: bentuk jebakan lima pemain—O’Reilly di depan, Rodri dan Gundogan tutup passing lane, plus dua bek tambahan—untuk kurung Salah. Ini strategi yang terbukti: di laga pembuka musim, Salah lepas dan cetak gol, tapi kali ini O’Reilly tak beri ruang. Latar belakangnya kuat: O’Reilly menang 68 persen duel satu lawan satu musim ini, angka tertinggi di skuad City untuk posisi bek kanan. Duel ini tak cuma fisik—tapi juga mental, di mana O’Reilly, dengan tinggi 180 cm, lawan Salah yang lincah, tunjukkan kesiapan bek muda hadapi bintang dunia.
Performa O’Reilly: Bek Muda yang Bikin Salah Terkurung: Nico OReilly Ayam-in Mohamed Salah
Sepanjang laga, O’Reilly jadi dinding tak tergoyahkan. Di menit 12, ia blok tembakan Salah dari jarak 18 meter—save krusial yang picu serangan balik City untuk gol Haaland. Babak pertama, Salah coba dribel masuk, tapi O’Reilly tekel bersih di kotak penalti, catatkan intersepsi pertama. Statistik: O’Reilly menang 7 dari 8 duel dengan Salah, dengan 4 tekel sukses dan 3 blok—angka yang bikin Salah diganti menit 65, frustrasi terlihat dari gestur tangannya ke bench. Pep sebut, “Nico tak beri Salah napas; ia agresif tapi tak kotor.”
Ini bukan kebetulan—O’Reilly latih khusus dua minggu pra-laga, fokus positioning untuk tutup ruang cut-inside Salah. Di babak kedua, saat Liverpool tekan, O’Reilly bantu serangan: umpan silang akurat ke Foden untuk gol kedua. Performa ini naikkan ratingnya ke 8,5 dari WhoScored, tertinggi di skuad City. Wayne Rooney, eks United, kritik Salah pasca-laga: “Ia tak efektif; O’Reilly bikin ia kelihatan biasa.” Bagi O’Reilly, ini debut besar lawan rival—dari pemain akademi yang main 15 laga musim lalu, kini ia jadi pilar pertahanan City yang kebobolan cuma 9 gol musim ini.
Reaksi dan Dampak untuk City serta Liverpool
Pasca-laga, Pep Guardiola tak henti puji O’Reilly di konferensi pers: “Ia selesaikan tugas sempurna; bek muda seperti Nico masa depan kami.” O’Reilly sendiri rendah hati: “Saya siap mental sejak awal; Salah legenda, tapi saya lakukan tugas.” Arne Slot, pelatih Liverpool, akui: “O’Reilly bagus hari ini; kami tak beri Salah dukungan cukup.” Kritik Rooney tambah tekanan pada Salah, yang usia 33 tahun mulai tunjukkan tanda kelelahan—ia absen dua laga internasional karena rotasi.
Dampaknya luas: untuk City, O’Reilly jadi contoh sukses akademi—Pep rencanakan beri ia kontrak baru hingga 2030, dengan opsi pinjam ke klub Championship untuk poles. Ini perkuat narasi City sebagai pabrik talenta, kurangi ketergantungan belanja besar seperti Haaland. Bagi Liverpool, kekalahan ini bikin mereka turun ke peringkat tiga, dan Salah butuh bangkit jelang derby vs Everton. Duel ini juga picu diskusi: bek muda vs winger veteran, di mana O’Reilly bukti generasi baru siap ambil alih. Di media sosial, #OReillyVsSalah tren dengan 1 juta postingan—fans City rayakan, fans Reds frustrasi.
Kesimpulan
Nico O’Reilly “ayam-in” Mohamed Salah dengan penampilan gemilangnya jadi momen ikonik laga City-Liverpool 3-0, di mana bek muda itu batasi bintang The Reds tanpa ampun. Dari tugas khusus Pep hingga reaksi pasca-laga yang penuh pujian, O’Reilly tak cuma menang duel—tapi juga hati fans City. Ini sinyal masa depan cerah untuk akademi Etihad, sementara Liverpool harus introspeksi lini serangnya. Di Premier League yang tak kenal lelah, penampilan seperti ini ingatkan: talenta muda bisa ubah rivalitas jadi legenda. O’Reilly, selamat datang di panggung besar—dan Salah, saatnya bangkit lagi.