Andre Onana Dicoret dari Timnas Kamerun. Pada 1 Desember 2025, sepak bola Kamerun diguncang berita besar: kiper Andre Onana resmi dicoret dari skuad Timnas Indomitable Lions untuk Piala Afrika 2025 di Maroko. Pengumuman ini datang bersamaan dengan pemecatan pelatih Marc Brys, digantikan David Pagou, di tengah gejolak internal federasi. Onana, yang saat ini dipinjamkan dari Manchester United ke Trabzonspor, jadi salah satu nama besar yang tereliminasi, bareng Vincent Aboubakar, Andre-Frank Zambo Anguissa, dan Eric-Maxim Choupo-Moting. Keputusan ini picu perdebatan sengit, apalagi Onana baru saja jadi kiper utama di kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan turnamen dimulai 21 Desember hingga 18 Januari, Kamerun kini hadapi tantangan regenerasi di Grup F lawan Gabon, meski skuad 28 nama punya talenta muda seperti Bryan Mbeumo dari United. Ini bukan akhir karier Onana, tapi momen refleksi bagi kiper 29 tahun yang penuh kontroversi. REVIEW KOMIK
Latar Belakang Kontroversi Onana dengan Timnas: Andre Onana Dicoret dari Timnas Kamerun
Onana bukan asing dengan drama timnas. Hubungannya retak sejak 2022, saat dicoret Rigobert Song jelang Piala Dunia Qatar karena telat gabung skuad—ia klaim urusan pribadi, federasi bilang insubordinasi. Ia absen di Piala Afrika 2023, diganti Fabrice Ondoa, meski Kamerun kalah di 16 besar. Kembali di bawah Brys, Onana main di playoff Piala Dunia November lalu lawan DR Congo—kekalahan 1-0 itu salahkan ia atas gol kebobolan, tambah beban mental. Di klub, musim 2025-26 di Trabzonspor lumayan: 10 laga, tiga clean sheet, tapi pinjaman ini justru dari performa buruk di United, di mana ia kebobolan 50 gol musim lalu. Federasi, dipimpin Samuel Eto’o yang baru terpilih ulang, pilih jalur tegas: prioritaskan disiplin di atas nama besar, meski Onana punya 30 caps dan pengalaman Liga Champions.
Keputusan Federasi dan Pergantian Pelatih: Andre Onana Dicoret dari Timnas Kamerun
Pemecatan Brys datang tiba-tiba, disebut karena “subterfuge” atau intrik internal, usai gagal lolos Piala Dunia 2026—kalah dari Cape Verde dan DR Congo. Eto’o, mantan legenda Kamerun, tunjuk Pagou, pelatih lokal 56 tahun dari Coton Sport, dibantu Martin Ntoungou Mpile. Skuad baru ini tegas regenerasi: empat kiper tanpa Onana, fokus pemain muda seperti Carlos Baleba (Brighton) dan Arthur Avom (Lorient). Aboubakar, kapten 15 tahun, juga dicoret—mungkin karena usia 33 dan cedera kronis. Anguissa absen cedera, Choupo-Moting tak dipanggil meski 20 gol internasional. Bryan Mbeumo, rekan Onana di United, malah dipilih sebagai pemimpin serangan. Keputusan ini bagian dari reformasi Eto’o, yang sempat diskors FIFA 2024 karena pelanggaran etika, tapi kini tegas bangun skuad untuk Afcon—turnamen di mana Kamerun lima kali juara.
Dampak bagi Onana dan Timnas Kamerun
Bagi Onana, ini pukulan telak: ia kehilangan panggung besar untuk bangkit setelah musim sulit. Di Trabzonspor, ia mulai stabil, tapi absen Afcon bisa hambat pemanggilan masa depan—apalagi rival seperti Ondoa siap ambil alih. Ia mungkin fokus klub, tapi hubungan dengan federasi makin renggang, mirip kasus 2022 yang bikin ia ancam pensiun internasional. Buat Kamerun, ini risiko: tanpa Onana, pertahanan rentan di Grup F yang kompetitif—Gabon punya Aubameyang, lawan perdana 24 Desember di Agadir. Skuad punya kedalaman, dengan Mbeumo (6 gol musim ini) dan Baleba sebagai harapan, tapi kurang pengalaman bisa jadi bumerang. Pagou, debutan di level nasional besar, harus cepat bangun chemistry di turnamen yang marginnya tipis. Suporter terbelah: ada yang dukung regenerasi, ada yang protes hilangnya pemimpin lapangan.
Kesimpulan
Pencoretan Andre Onana dari skuad Kamerun untuk Afcon 2025 jadi simbol gejolak di balik Indomitable Lions—dari pemecatan Brys hingga reformasi Eto’o. Ini bukan akhir untuk Onana, kiper berbakat yang pernah juara Treble dengan Inter, tapi panggilan untuk introspeksi di tengah kontroversi panjang. Kamerun, dengan skuad muda dan Pagou di kemudi, punya peluang ulang kejayaan lima gelar Afcon, tapi tanpa Onana, pertahanan harus lebih solid. Ke depan, ini bisa jadi titik balik: buat Onana, comeback di klub; buat timnas, bukti regenerasi berhasil. Di Maroko yang dingin Desember nanti, Lions harus raih hasil tanpa beban masa lalu—satu clean sheet demi satu, menuju perempat final.