Jurgen Klopp Akan Kembali Menjadi Pelatih di Arab Saudi? Akhir September 2025, nama Jurgen Klopp kembali jadi buah bibir di dunia sepak bola, bukan karena nostalgia Liverpool, tapi rumor panas dari Timur Tengah. Al Ittihad, klub raksasa Saudi Pro League, baru saja pecat Laurent Blanc usai kekalahan 2-0 dari Al Nassr milik Cristiano Ronaldo, dan langsung lirik Klopp sebagai pengganti utama. Ini bukan godaan biasa: tawaran gaji ratusan juta euro, skuad bintang seperti Benzema dan Kante, plus visi liga yang lagi naik daun. Klopp, yang pensiun dari Anfield Mei 2024 setelah bawa The Reds juara Premier League 2025, lagi nyaman di peran direktur global Red Bull—poles talenta muda di Salzburg dan Leipzig. Tapi, agennya bilang “tidak ada niat ambil jabatan pelatih musim depan,” meski rumor ini tak kunjung reda. Di usia 58, Klopp yang dulu kritik Saudi soal hak asasi dan transfer window panjang, kini hadapi dilema: istirahat atau comeback di liga yang ia anggap “ancaman” buat Eropa? Dengan Al Ittihad posisi tiga klasemen, ini bisa jadi babak baru buat The Normal One. BERITA VOLI
Siapa Itu Jurgen Klopp: Jurgen Klopp Akan Kembali Menjadi Pelatih di Arab Saudi?
Jurgen Klopp adalah pelatih ikonik yang ubah wajah sepak bola modern. Lahir 16 Juni 1967 di Stuttgart, Jerman, ia mulai karir sebagai pemain Mainz 05 sebelum ambil alih tim itu sebagai pelatih 2001. Di sana, ia bawa klub promosi ke Bundesliga 2004 setelah 33 tahun absen—prestasi yang bikin namanya meledak. 2008, Klopp pindah ke Borussia Dortmund, di mana ia ciptakan era keemasan: dua gelar Bundesliga 2011 dan 2012, plus final Liga Champions 2013 lawan Bayern. Gaya “Gegenpressing”-nya—pressing tinggi, transisi cepat, dan semangat tim—jadi ciri khas, dengan pemain seperti Lewandowski dan Gotze bersinar di bawahnya. 2015, Liverpool rekrut ia dengan gaji £7 juta per tahun, dan hasilnya legendaris: UCL 2019, Premier League 2020 (akhir 30 tahun puasa), FA Cup, League Cup, dan Club World Cup. Total, 489 laga di Anfield: 302 menang, rata-rata 2,1 poin per laga. Klopp wakili passion: peluk pemain, nyanyi You’ll Never Walk Alone, dan kritik sosial seperti hak pekerja migran di Qatar. Pensiun 2024 karena “baterai habis,” ia tolak Madrid dan Brasil, pilih Red Bull buat bangun generasi baru—tapi tawaran Saudi ini uji komitmennya.
Mengapa Ia Ingin Menjadi Pelatih di Arab Saudi Lagi
Klopp belum pernah latih di Saudi, tapi rumor Al Ittihad bikin spekulasi meledak—dan alasan potensialnya masuk akal. Pertama, tantangan baru: setelah istirahat setahun, Klopp bilang Juni lalu ia “mungkin tak pernah balik ke pelatihan” karena lelah, tapi peran Red Bull bikin ia rindu dugout. Saudi tawarin skuad elite: Benzema (35 gol musim lalu), Kante yang lagi fit, plus budget tak terbatas buat rekrut bintang—mirip Dortmund era ia. Kedua, pengaruh liga: Saudi Pro League lagi booming dengan Ronaldo di Al Nassr dan Neymar di Al Hilal, dan Klopp bisa bawa Gegenpressing ke sana, poles pemain lokal ala visi PIF. Agennya Mark Kosicke bilang Klopp “senang di Red Bull,” tapi tawaran €20 juta per tahun plus bonus bisa rayu—apalagi Klopp pernah bilang liga Saudi “ancaman nyata” buat Eropa, dan ia penasaran adaptasi. Ketiga, timing: Blanc dipecat setelah start buruk (dua menang tiga kalah), dan Al Ittihad butuh ikon buat saingi Al Hilal yang dominan. Klopp tolak Roma Mei lalu, tapi Saudi beda: kurang tekanan media Eropa, plus kesempatan bangun dinasti seperti di Liverpool. Meski agennya bilang “tak ada rencana,” rumor ini tunjuk Klopp lagi goyah—mungkin karena rindu kemenangan.
Apa yang Membuat Jurgen Klopp Keluar dari Liga Arab Saudi Waktu Itu
Klopp tak pernah resmi gabung Saudi, jadi “keluar” di sini lebih ke rumor masa lalu yang gagal. Musim panas 2023, saat Henderson dan Fabinho pindah ke Al Ettifaq, Klopp kritik keras transfer window Saudi yang tutup 1 September—tiga minggu setelah Eropa—bilang itu “ancaman besar” buat liga top, bikin klub Eropa kehilangan pemain tanpa ganti. Ia khawatir “kontrak di sana beda jauh” dengan Eropa, dan dorong FIFA intervensi. Rumor Klopp ke Al Ahli atau Al Hilal muncul 2023, tapi agennya langsung tolak: “Klopp bahagia di Liverpool.” Alasan utama? Etika: Klopp vokal soal hak asasi di Saudi, termasuk pekerja migran Piala Dunia 2022, dan bilang “gue tak mau bagian dari itu.” Plus, loyalitas: ia perpanjang kontrak Liverpool 2022 sampe 2026, tolak tawaran gila Saudi karena “gue cinta Anfield.” Tekanan fans juga: Liverpool supporters protes massal kalau Klopp pindah ke liga yang ia kritik. Akhirnya, pensiun 2024 karena kelelahan, bukan Saudi—tapi sekarang, dengan Red Bull stabil, rumor Al Ittihad muncul lagi, meski agennya bilang “tak ada niat.” Ini ironis: Klopp yang dulu tolak, kini jadi target nomor satu.
Kesimpulan: Jurgen Klopp Akan Kembali Menjadi Pelatih di Arab Saudi?
Rumor Jurgen Klopp kembali ke pelatihan via Al Ittihad di Saudi jadi cerita menarik akhir 2025: dari ikon Liverpool yang pensiun bahagia, ke potensi comeback di liga yang dulu ia kritik. Alasan seperti tantangan skuad bintang dan istirahat panjang bikin spekulasi hidup, meski agennya tegas tolak. Saudi tawarin uang dan visi baru, tapi Klopp tetep The Normal One—mungkin pilih Red Bull daripada dugout panas lagi. Buat fans, ini nostalgia campur khawatir: kalau benar, Klopp bisa ubah SPL; kalau enggak, ia tetep legenda yang pilih istirahat. Yang pasti, tawaran ini bukti Klopp tak tergantikan—dan Saudi siap bayar mahal buat dapatkan senyum lebarnya di pinggir lapangan.