Perbedaan Prestasi Patrick Kluivert Dengan Herve Renard. Pagi ini, 7 Oktober 2025, dunia sepak bola Asia ramai membahas perbandingan dua pelatih top: Patrick Kluivert dari Belanda dan Herve Renard dari Prancis. Kluivert, yang baru ambil alih Timnas Indonesia sejak Januari lalu, lagi hadapi tekanan di babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026, sementara Renard bawa Arab Saudi lolos mulus ke ronde yang sama. Perbedaan prestasi mereka kontras banget: Kluivert legenda sebagai pemain dengan gol-gol ikonik, tapi karier kepelatihannya minim trofi. Renard? Hampir nol pengalaman main profesional, tapi jadi spesialis turnamen dengan dua gelar Piala Afrika dan kejutan Piala Dunia. Di tengah laga Indonesia vs Saudi mendekat, perbandingan ini jadi sorotan—siapa yang lebih siap bawa timnya ke Amerika 2026? Ini bukan cuma soal angka, tapi cerita dua jalur karier yang saling melengkapi. BERITA BOLA
Prestasi sebagai Pemain: Kluivert Raja Gol, Renard Penonton: Perbedaan Prestasi Patrick Kluivert Dengan Herve Renard
Patrick Kluivert lahir sebagai bintang. Lahir 1976 di Amsterdam, dia debut Ajax di usia 17 dan langsung jadi andalan. Gol penentunya di final Liga Champions 1995 lawan Milan—tendangan kaki kanan dingin di menit 85—bikin Ajax juara Eropa pertama kalinya sejak 1973. Itu awal keemasan: empat gelar Eredivisie, Piala Super Belanda, dan Liga Champions lagi 1995. Pindah ke Barcelona 1998, Kluivert cetak 124 gol dari 249 laga, bantu raih dua La Liga dan Piala Super Eropa. Di level internasional, dia pencetak gol terbanyak Belanda di Euro 2000 dengan lima gol, bawa Oranje ke semifinal. Total karier: 342 gol klub, 44 untuk timnas dari 90 caps. Bahkan sebagai asisten Van Gaal di Piala Dunia 2014, Belanda finis ketiga—prestasi yang bikin Kluivert ikon.
Herve Renard beda total. Lahir 1968 di Vielles-Brielles, Prancis, dia main amatir di klub kecil seperti Cannes dan Mulhouse, tapi tak pernah sentuh level pro. Kariernya lebih ke agen pemain dan scout, bukan lapangan hijau. Renard akui sendiri: “Saya tak punya bakat main, tapi cinta sepak bola bikin saya latih.” Tanpa trofi atau gol ikonik, Renard mulai dari nol—tapi itu justru bikin dia fokus total ke pelatihan. Perbedaan ini mencolok: Kluivert raja gol dengan legacy emas, Renard penonton yang belajar dari pinggir. Di kualifikasi 2026, Kluivert sering cerita pengalaman pemainnya buat motivasi Garuda, sementara Renard pakai data analitik murni.
Karier Kepelatihan di Klub: Kluivert Minim, Renard Adaptif: Perbedaan Prestasi Patrick Kluivert Dengan Herve Renard
Sebagai pelatih, Kluivert mulai 2004 dengan Jong Twente, tim cadangan Belanda. Prestasi terbaiknya: juara Eredivisie Junior 2012, tapi itu level amatir. Latih PSV Eindhoven 2009, dia pecat setelah delapan bulan karena hasil buruk—cuma 14 menang dari 34 laga. Di NEC Nijmegen 2010-2011, dia selamatkan tim dari degradasi, tapi kontrak diputus. Total klub: 46 laga, 25 menang, delapan imbang, 13 kalah—win rate 54 persen. Kluivert akui tantangan: “Saya terlalu emosional, seperti pemain dulu.” Sejak 2016, dia lebih ke peran direksi di Curacao dan Qatar, sampai ditunjuk Indonesia Januari 2025 dengan kontrak sampai 2027. Di sini, dia satu-satunya pelatih babak empat Asia tanpa gelar—tantangan besar lawan Saudi Renard.
Renard lebih adaptif di klub, meski fokus timnas. Mulai 2004 dengan AS Vita Club Kongo, dia raih Piala Super Kongo 2004. Di LSZ Lusaka Zambia 2008, bawa juara Liga Zambia. Karier klubnya pendek—hanya tiga tahun—tapi efektif: win rate 60 persen dari 80 laga. Renard bilang, “Klub ajarin saya manajemen, tapi timnas kasih panggung besar.” Perbedaan jelas: Kluivert gagal adaptasi dari pemain ke pelatih, sering konflik dengan manajemen. Renard, tanpa ego pemain, lebih fleksibel—dia latih klub Afrika kecil tapi bangun fondasi disiplin yang bawa sukses internasional. Di Saudi sekarang, Renard terapkan pengalaman klub untuk bangun skuad hybrid.
Prestasi Internasional: Renard Raja Turnamen, Kluivert Masih Belajar
Ini poin krusial perbedaan. Kluivert minim di timnas: latih Curacao 2016-2017, lolos babak tiga CONCACAF tapi kalah playoff. Di Indonesia, debutnya bagus—menang 1-0 lawan Vietnam Maret 2025—tapi kalah 0-1 dari Irak Juni lalu. Total internasional: 20 laga, 10 menang, win rate 50 persen. Dia janji bawa Garuda ke Piala Dunia pertama, tapi tanpa trofi, tekanan tinggi.
Renard? Legenda hidup. Juara Piala Afrika 2012 dengan Zambia—underdog juarai tuan rumah Gabon, termasuk final 1-0 lawan Pantai Gading. Ulangi 2015 dengan Pantai Gading, kalahkan Ghana via adu penalti. Bawa Maroko ke perempat final Piala Dunia 2018, pertama kali sejarah Afrika. Di Arab Saudi 2019-2023, lolos Piala Dunia 2022 dan kejutkan Argentina 2-1—gol Saleh Al-Shehri ikonik. Bahkan, latih Timnas Putri Prancis ke perempat final Piala Dunia Wanita 2023, kalahkan Brasil. Total: empat turnamen besar, dua gelar, win rate 55 persen dari 150 laga. Renard spesialis: “Saya bangun tim untuk satu momen besar.” Di kualifikasi 2026, Saudi unggul Grup G berkat dia.
Kesimpulan
Perbedaan prestasi Patrick Kluivert dan Herve Renard seperti dua sisi koin: Kluivert hebat sebagai pemain dengan trofi Eropa dan gol legendaris, tapi kepelatihannya minim—hanya gelar junior dan win rate sedang di timnas. Renard, tanpa kilau lapangan, jadi raja turnamen dengan dua Piala Afrika, kejutan Piala Dunia, dan adaptasi lintas benua. Di kualifikasi 2026, kontras ini jadi taruhan: Kluivert belajar dari legacy pemainnya buat Indonesia, Renard pakai pengalaman turnamen buat Saudi. Siapa menang? Waktu bilang, tapi jelas: Kluivert punya potensi emosional, Renard punya trofi konkret. Buat sepak bola Asia, duel ini bikin seru—dan mungkin, Kluivert tambah babak baru di legacy-nya.