Roy Keane Ingin Amorim Digantikan Dengan Pelatih Ini. Manchester United lagi dihantam badai kritik setelah start musim 2025/26 yang bikin fans geleng-geleng kepala. Ruben Amorim, yang datang megah dari Sporting Lisbon November 2024, kini di bawah tekanan berat: hanya 19 kemenangan dari 50 laga total, win rate 29% di Premier League, dan United nongkrong di posisi 10 klasemen dengan 10 poin dari tujuh pertandingan. Kekalahan 3-1 dari Brentford pekan lalu jadi puncak frustrasi, meski kemenangan 2-0 atas Sunderland beri sedikit napas. Sir Jim Ratcliffe, co-owner INEOS, tegas beri Amorim tiga tahun buat bukti diri, tapi suara skeptis kencang. Legenda Setan Merah Roy Keane, mantan kapten legendaris, tak tahan diam: di episode terbaru The Overlap, ia usul Diego Simeone dari Atletico Madrid sebagai pengganti ideal. “Ia bakal ciptakan havoc, tapi havoc bagus,” kata Keane, yakin kepribadian besar El Cholo bisa guncang Old Trafford. Ini bukan seruan saksi Amorim sekarang—Keane bilang beri kesempatan seminggu lagi—tapi sinyal kuat: United butuh perubahan radikal kalau tak bangkit. BERITA BASKET
Kinerja Amorim yang Menjadi Sorotan Keane: Roy Keane Ingin Amorim Digantikan Dengan Pelatih Ini
Ruben Amorim ambil alih saat United lagi ambruk: finis 15 di liga musim 2024/25, terburuk sejak 1974, dengan skuad penuh talenta tapi tak kompak. Ia bawa sistem 3-4-3 andalannya, yang sukses di Portugal dengan dua gelar liga, tapi adaptasi di Inggris alot. Dari 33 laga Premier League, cuma 10 menang—50% kemenangan lawan tim promosi, tapi cuma 18% kontra tim mapan. Musim ini, United kebobolan 12 gol di tujuh laga, rata-rata 1.7 per game, dan pressing tinggi Amorim sering backfire jadi turnover mahal.
Keane, yang kenal tekanan Old Trafford sebagai kapten juara 1999, kritik taktis Amorim: “Ia tak ubah apa-apa; skuad ini butuh guncangan.” Di Sunderland, gol cepat dari Mason Mount dan Benjamin Sesko beri clean sheet, tapi Keane lihat itu keberuntungan, bukan tren. Ratcliffe dukung: “Sepak bola bukan saklar lampu; butuh tiga tahun seperti Arteta di Arsenal.” Tapi Keane tak setuju: Amorim “dead man walking” kalau tak tunjukkan perubahan cepat. Ini kontras era Sir Alex Ferguson, di mana pelatih dikasih waktu tapi ditekan hasil—sekarang, dengan belanja £200 juta musim panas (Sesko, Mbeumo, Cunha), fans tuntut lebih.
Alasan Keane Pilih Diego Simeone: Kepribadian Besar dan Gaya Pragmatis: Roy Keane Ingin Amorim Digantikan Dengan Pelatih Ini
Roy Keane tak asal usul; ia pilih Diego Simeone karena kenal betul apa yang United butuh: kepribadian kuat yang bisa satukan ruang ganti egois. Simeone, 55 tahun, sudah 14 tahun di Atletico Madrid—terlama kedua di lima liga top Eropa—dan ubah klub itu jadi raksasa: dua La Liga, dua Europa League, dan final UCL 2014 & 2016. Gaya 4-4-2-nya pragmatis: bertahan rapat, counter kilat, dan intensitas tinggi—cocok buat United yang rapuh transisi. Keane bilang: “Simeone bakal ciptakan havoc bagus; ia tak takut konfrontasi, yang dibutuhkan di sana.”
Head-to-head, Simeone sukses lawan raksasa: kalahkan Real Madrid 10 kali, termasuk derby ikonik. Di Premier League, ia bisa manfaatkan Bruno Fernandes sebagai playmaker, Sesko sebagai target man, dan wing-back seperti Dalot untuk overload. Keane, yang dikenal galak, lihat kesamaan: “Ia seperti saya dulu—tak kenal ampun.” Ini usul lama Keane; ia pernah bilang hal sama soal pelatih lain. Gary Neville setuju: “Simeone cocok; ia bawa disiplin.” Tapi Paul Scholes beda pendapat, usul nama lain—tunjukkan debat panas di kalangan legenda.
Kemungkinan Realisasi: Tantangan Bawa Simeone ke Old Trafford
Meski menggoda, ganti Amorim dengan Simeone tak mudah. Atletico lagi solid: start La Liga 2025/26 dengan tiga kemenangan beruntun, unggul dua poin dari Real Madrid, dan Simeone baru perpanjang kontrak hingga 2027. Ia tolak tawaran Premier League sebelumnya—termasuk Arsenal 2019—karena loyalitas ke Madrid. United harus bayar klausul pelepasan €20 juta plus gaji €12 juta setahun, tapi Ratcliffe ragu: “Kami punya rencana jangka panjang; tak knee-jerk.” Simeone sendiri bilang di Marca: “Saya bahagia di sini; tak pikir pindah.”
Tapi kalau Amorim tumbang—misal kalah dari Liverpool Desember—pintu terbuka. Simeone cocok kultur United: ia bangun tim underdog juara, mirip Ferguson awal. Risiko? Gaya defensifnya bisa bikin fans bosan, seperti kritik Mourinho dulu. Keane tak peduli: “Havoc bagus berarti menang; Simeone tahu itu.” Ini tambah tekanan Amorim jelang Europa League lawan Porto minggu depan—kalah lagi, spekulasi makin liar.
Kesimpulan
Usul Roy Keane ganti Ruben Amorim dengan Diego Simeone adalah tamparan tajam buat manajemen United: dari kinerja buruk Amorim yang butuh guncangan, alasan kepribadian Simeone yang bisa ciptakan “havoc bagus”, hingga tantangan realisasi yang berat—semua tunjukkan United lagi di persimpangan. Keane tak minta saksi sekarang, tapi beri Amorim “seminggu lagi”—sinyal waktu habis. Simeone bisa jadi katalisator: bawa disiplin Atleti ke Old Trafford, satukan skuad bintang, dan kembalikan jiwa juara. Buat Ratcliffe, ini ujian kesabaran; buat fans, harapan baru. Saat bola bergulir lagi, apakah Amorim bertahan atau Simeone datang? Old Trafford tunggu jawaban—dan mungkin, sedikit kekacauan yang manis.